Followers

Monday, November 15, 2010

#Sila baca sampai abis ye...

Sepasang suami dan isteri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan gelagat sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"

Ternyata yang dibeli oleh petani hari adalah perangkap tikus. Sang tikus naik panik bukan kepalang.

Ia bergegas lari ke sarang dan bertempik, "Ada perangkap tikus di rumah... di rumah sekarang ada perangkap tikus...."

Ia pun mengadu kepada ayam dan berteriak, "Ada perangkap tikus!" Sang Ayam berkata, " Tuan Tikus! Aku turut bersedih tapi ia tak ada kena-mengena dengan aku."

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak seperti tadi. Sang Kambing pun jawab selamba, "Aku pun turut bersimpati... tapi tidak ada yang boleh aku buat. Lagi pun tak tak ada kena-mengena dengan aku. "

Tikus lalu menemui Lembu. Ia mendapat jawaban sama. "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali. Takkanlah sebesar aku ni boleh masuk perangkap tikus. "

Dengan rasa kecewa ia pun berlari ke hutan menemui Ular. Sang ular berkata "Elehh
engkau ni... Perangkap Tikus yang sekecil tak kan la nak membahayakan aku."

Akhirnya Sang Tikus kembali ke rumah dengan pasrah kerana mengetahui ia akan menghadapi bahaya seorang diri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara berdetak perangkap tikusnya berbunyi menandakan umpan dah mengena. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa yang jadi mangsa. Ekor ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang isteri pemilik rumah.

Walaupun si Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, isterinya tidak sempat diselamatkan. Si suami pun membawa isterinya ke rumah sakit. Beberapa hari kemudian isterinya sudah boleh pulang namun masih demam.

Isterinya lalu minta dibuatkan sup kaki ayam oleh suaminya kerana percaya sup kaki ayam boleh mengurangkan demam. Tanpa berfikir panjang si Suami pun dengan segera menyembelih ayamnya untuk dibuat sup kaki ayam.

Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya. Masih juga isterinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.

Banyak sungguh orang datang melawat jenazahnya. Kerana rasa sayang suami pada isterinya, tak sampai hati pula dia melihat orang ramai tak dijamu apa-apa.
Tanpa berfikir panjang dia pun menyembelih lembunya untuk memberi makan orang-orang yang berziarah.

Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

"MORAL: SUATU HARI... KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESUSAHAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA... FIKIRKANLAH SEKALI LAGI."

5 comments:

Unknown said... [Reply this comment]

bagus cite ni..jd ikhtibar kpd smua..

Unknown said... [Reply this comment]

tula..idup ni bagai roda..sekali kita di ats sekali kita di bwh..

Yaya Azura said... [Reply this comment]

suke citer ni...

Unknown said... [Reply this comment]

tima kasih ibu wafiq

Nur Sakinah Ahmad said... [Reply this comment]

pernah terbaca citer ni..tp tak ingat kt mn..neway, trimas sbb kongsikan di blog :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...